Metodologi
AUP
Metodologi AUP atau Agile - Unified
Process merupakan suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mulai
marak digunakan. Menurut hemat saya, metodologi ini paling cocok digunakan oleh
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas proyek mata kuliah ataupun mengerjakan
laporan Kerja Praktek (dan Tugas Akhir)
Gambar 1 menunjukkan menunjukkan
Tahapan Proses dan Aktivitas Metodologi AUP
Gambar 2 menunjukkan urutan akvitas
pada masing-masing fase AUP
Tahapan pemecahan masalah dengan
metodologi AUP, mengikuti langkah-langkah yang dikeluarkan oleh Pusilkom Universitas
Indonesia. Panduan Agile UP ini mengacu pada metodologi yang dibuat oleh Ambysoft
Inc (lihat Gambar 1 dan Gambar 2). Garis besar tahapan analisa dan
perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Inception,
1) Inception,
dengan aktivitas mendefinisikan
project scope, mengestimasi biaya dan penjadwalan, mendefinisikan resiko,
membuat kelayakan proyek dan mempersiapkan lingkungan pengerjaan proyek (tim,
tempat kerja, instalasi, dan sebagainya). Proses iterasi dilakukan satu kali.
Artifak yang dihasilkan diantaranya adalah dokumen Vision, dokumen
Supplementary Specification, dokumen Glossary, Gantt Chart dan Iteration Plan.
2)
Elaboration,
dengan aktivitas mengidentifikasi
dan validasi arsitektur aplikasi. Proses iterasi dapat dilakukan satu sampai
dua kali. Artifak yang dihasilkan adalah UML Use Case, Model Arsitektur (update
dan snapshot), Architecture Prototype Code, Scenario Test Plan, dokumen
Business Rule, dokumen Supplementary dan Glossary yang telah diupdate.
3)
Construction,
dengan aktivitas memodelkan,
membangun dan menguji sistem aplikasi (unit testing) serta membuat dokumentasi
pendukung. Proses iterasi dapat dilakukan dua hingga delapan kali. Artifak yang
dihasilkan adalah Use Case (yang telah diupdate), dokumen Supplementary dan
Glossary (yang telah diupdate), Domain Model (snapshot), UML Activity Diagram
(snapshot), UML Class Diagram (snapshot), CRC Card, UML Sequence Diagram
(snapshot), Source Code, Code Documentation, Regression Test Suite, Acceptance
Test dan Bugs Report.
4) Transition,
4) Transition,
dengan aktivitas menguji sistem
(integration sistem dan user testing), mereview kembali sistem aplikasi dan
menginstalasi sistem aplikasi. Proses iterasi dapat dilakukan satu hingga dua
kali. Artifak yang dihasilkan adalah Dokumen System Requirement Specification,
Dokumen System Technical Specification, Panduan Instalasi dan Panduan Pengguna,
Dokumen Pelatihan, Regression Test Suite, User Acceptance Test dan Bugs Report
(yang sudah final).
Panduan Agile UP dari Pusilkom UI
juga memberikan best practice dalam melakukan setiap aktivitas di setiap fase.
Panduan ini juga membedakan artifak dokumen yang dihasilkan, sebagai artifak
utama, artifak pendukung dan artifak input dan artifak output. Panduan ini juga
memberikan LCO (Lifecycle Obejctive) berupa dokumen dan presentasi dari setiap
fase, sebagai target yang harus dicapai sebelum melanjutkan ke fase yang
selanjutnya. Untuk kepentingan penulisan paper ini, maka penulis akan membatasi
artifak yang akan ditampilkan.
Web
Engineering Methodology
Salah satu metodologi pengembangan
aplikasi Web adalah dengan menggunakan metode Web Engineering (disingkat WebE).
Saya pernah menggunakan metode ini untuk mengembangkan aplikasi berbasis web
Official Website Kantor Sinode GMIM.
Berikut cuplikan laporan hasil pengembangan aplikasi ....
Untuk mengembangkan Aplikasi Web Sinode GMIM, akan menggunakan pendekatan RAD dan WebE. Kombinasi kedua pendekatan ini, menghasilkan langkah-langkah pemecahan masalah yang lebih komprehensif.
Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut adalah:
1. Fase Analisis Persyaratan
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders. Selain itu analisis persyaratan juga bertujuan untuk mendefinisikan persyaratan user dan sistem. Hasil akhir dari analisis persyaratan yaitu spesifikasi awal dari persyaratan user dan sistem. Adapun Fase 1 ini terdiri dari 5 akitivitas yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan Komunikasi dan Perencanaan Proyek
b. Melakukan Studi kelayakan (Teknis, Operasional dan Ekonomi)
c. Melakukan Penjadwalan
d. Menentukan Spesifikasi Pengguna
e. Menentukan Spesifikasi Sistem
2. Fase Analisis Modeling
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Selain itu, analisis modeling juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan tanpa mempertimbangkan solusi teknis. Hasil akhir dari analisis modeling yaitu diagram model logis dari sistem yang sedang berjalan, diantaranya use case diagrams, class diagram, dan sequence diagrams. Aktivitas di fase Analisis Modelling adalah:
a. Mengidentifikasi pelaku bisnis
b. Menganalisis proses dan kinerja sistem
c. Mengidentifikasi struktur obyek dan relasinya
3. Fase Desain Modeling
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Selain itu, fase 3 ini juga bertujuan untuk memberikan spesifikasi yang jelas dan lengkap kepada programmer dan teknisi. Hasil akhir dari fase ini yaitu basis data, antarmuka, dan spesifikasi desain. Aktivitas Desain Modelling ini adalah:
a. Memodelkan kembali diagram use case untuk merefleksikan lingkungan implementasi
b. Memodelkan interaksi obyek dan behaviours
c. Desain antarmuka
d. Membuat algoritma
4. Fase Konstruksi
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian. Aktivitas pada fase Konstruksi adalah:
a. Mendeskripsikan Lingkungan implementasi
b. Implementasi basis data
c. Melakukan pemrograman
d. Implementasi antarmuka
e. Pengujian; yakni identifikasi tujuan pengujian system, membuat kriteria pengujian system, membuat kasus untuk pengujian, melakukan Pengujian Sistem
Berikut cuplikan laporan hasil pengembangan aplikasi ....
Untuk mengembangkan Aplikasi Web Sinode GMIM, akan menggunakan pendekatan RAD dan WebE. Kombinasi kedua pendekatan ini, menghasilkan langkah-langkah pemecahan masalah yang lebih komprehensif.
Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut adalah:
1. Fase Analisis Persyaratan
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders. Selain itu analisis persyaratan juga bertujuan untuk mendefinisikan persyaratan user dan sistem. Hasil akhir dari analisis persyaratan yaitu spesifikasi awal dari persyaratan user dan sistem. Adapun Fase 1 ini terdiri dari 5 akitivitas yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan Komunikasi dan Perencanaan Proyek
b. Melakukan Studi kelayakan (Teknis, Operasional dan Ekonomi)
c. Melakukan Penjadwalan
d. Menentukan Spesifikasi Pengguna
e. Menentukan Spesifikasi Sistem
2. Fase Analisis Modeling
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Selain itu, analisis modeling juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan tanpa mempertimbangkan solusi teknis. Hasil akhir dari analisis modeling yaitu diagram model logis dari sistem yang sedang berjalan, diantaranya use case diagrams, class diagram, dan sequence diagrams. Aktivitas di fase Analisis Modelling adalah:
a. Mengidentifikasi pelaku bisnis
b. Menganalisis proses dan kinerja sistem
c. Mengidentifikasi struktur obyek dan relasinya
3. Fase Desain Modeling
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Selain itu, fase 3 ini juga bertujuan untuk memberikan spesifikasi yang jelas dan lengkap kepada programmer dan teknisi. Hasil akhir dari fase ini yaitu basis data, antarmuka, dan spesifikasi desain. Aktivitas Desain Modelling ini adalah:
a. Memodelkan kembali diagram use case untuk merefleksikan lingkungan implementasi
b. Memodelkan interaksi obyek dan behaviours
c. Desain antarmuka
d. Membuat algoritma
4. Fase Konstruksi
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian. Aktivitas pada fase Konstruksi adalah:
a. Mendeskripsikan Lingkungan implementasi
b. Implementasi basis data
c. Melakukan pemrograman
d. Implementasi antarmuka
e. Pengujian; yakni identifikasi tujuan pengujian system, membuat kriteria pengujian system, membuat kasus untuk pengujian, melakukan Pengujian Sistem
Metodologi
RAD - Rapid Application Development
Metodologi RAD merupakan salah satu
metodologi pengembangan perangkat lunak yang "cepat". RAD merupakan
hasil adaptasi dari Waterfall yang dirasakan cukup lama. Saya pernah membimbing
seorang mahasiswa KP/TA dengan menggunakan metodologi RAD dalam mengembangkan
aplikasi berbasis web.
Berikut adalah catatan saya
mengenali langkah-langkah metodologi RAD. Dalam metode RAD terdapat
langkah-langkah yang dibagi dalam empat fase. Langkah-langkah metode RAD adalah
sebagai berikut:
3.1Fase Analisis Persyaratan
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders. Selain itu analisis persyaratan juga bertujuan untuk mendefinisikan persyaratan user dan sistem. Hasil akhir dari analisis persyaratan yaitu spesifikasi awal dari persyaratan user dan sistem. Adapun Fase 1 ini terdiri dari 5 langkah yaitu sebagai berikut:
a. Langkah 1.1: Komunikasi dan Perencanaan Proyek
Tujuan dari langkah komunikasi dan perencanaan proyek adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, patokan, dan apa yang harus dihasilkan oleh proyek. Langkah 1.1 ini menghasilkan perencanaan proyek, manajemen perubahan persyaratan dan manajemen resiko.
b. Langkah 1.2: Studi kelayakan
Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah proyek dapat dilanjutkan. Jika proyek dapat diteruskan, studi kelayakan akan menghasilkan rencana proyek dan estimasi biaya untuk tahap pengembangan selanjutnya.
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders. Selain itu analisis persyaratan juga bertujuan untuk mendefinisikan persyaratan user dan sistem. Hasil akhir dari analisis persyaratan yaitu spesifikasi awal dari persyaratan user dan sistem. Adapun Fase 1 ini terdiri dari 5 langkah yaitu sebagai berikut:
a. Langkah 1.1: Komunikasi dan Perencanaan Proyek
Tujuan dari langkah komunikasi dan perencanaan proyek adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, patokan, dan apa yang harus dihasilkan oleh proyek. Langkah 1.1 ini menghasilkan perencanaan proyek, manajemen perubahan persyaratan dan manajemen resiko.
b. Langkah 1.2: Studi kelayakan
Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah proyek dapat dilanjutkan. Jika proyek dapat diteruskan, studi kelayakan akan menghasilkan rencana proyek dan estimasi biaya untuk tahap pengembangan selanjutnya.
Ada 4 macam studi
kelayakan yang dapat dilakukan yaitu:
i. Teknis:
Kelayakan teknis digunakan untuk menentukan penggunaan solusi teknis tertentu
dalam sistem/proyek, dan ketersediaan sumber daya dan keahlian teknis.
ii.
Operasional: Kelayakan operasional adalah ukuran seberapa baik solusi akan
berhasil dalam organisasi. Studi kelayakan ini juga mengukur persepsi orang
akan sistem/proyek.
iii.
Ekonomi: Kelayakan ekonomi digunakan untuk mengukur biaya yang mempengaruhi
proyek/solusi.
iv.
Penjadwalan: Kelayakan penjadwalan digunakan untuk mengukur timeline
proyek.
c.
Langkah 1.3: Spesifikasi pengguna
Tujuan dari
spesifikasi pengguna yaitu untuk mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan user
mengenai apa yang akan dicapai oleh proyek ini. Hasil dari daftar pengguna
beserta tugas dan tanggung jawabnya, problem statement matrix, dan daftar
prioritas kebutuhan pengguna.
d. Langkah 1.4: Spesifikasi sistem
d. Langkah 1.4: Spesifikasi sistem
Tujuan dari
spesifikasi sistem adalah menjelaskan kebutuhan dan keinginan akan adanya
sistem informasi. Dapat memberikan deskripsi mengenai fungsi-fungsi,
fitur-fitur (atribut) dan batasan-batasan yang dibutuhkan sistem. Langkah ini
menghasilkan pernyataan yang jelas mengenai tujuan dibangunnya sistem,
fitur-fitur aplikasi dan batasan-batasannya.
Semua hasil dari langkah-langkah yang terdapat dalam fase 1 ada pada dokumen fase 1.
Semua hasil dari langkah-langkah yang terdapat dalam fase 1 ada pada dokumen fase 1.
3.2 Fase Analisis Modeling
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Selain itu, analisis modeling juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan tanpa mempertimbangkan solusi teknis. Hasil akhir dari analisis modeling yaitu diagram model logis dari sistem yang sedang berjalan, diantaranya use case diagrams, class diagram, dan sequence diagrams. Fase 2 ini terdiri dari:
a. Langkah 2.1: Mengidentifikasi pelaku bisnis
Tujuan dari langkah ini yaiut untuk mengidentifikasi user yang terlibat dalam bisnis proses beserta dengan peranan/tanggung jawab mereka dalam penggunaan sistem. Hasilnya adalah daftar aktor beserta tugas dan tanggung jawabnya.
b. Langkah 2.2: Menganalisis proses dan kinerja sistem
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Selain itu, analisis modeling juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan tanpa mempertimbangkan solusi teknis. Hasil akhir dari analisis modeling yaitu diagram model logis dari sistem yang sedang berjalan, diantaranya use case diagrams, class diagram, dan sequence diagrams. Fase 2 ini terdiri dari:
a. Langkah 2.1: Mengidentifikasi pelaku bisnis
Tujuan dari langkah ini yaiut untuk mengidentifikasi user yang terlibat dalam bisnis proses beserta dengan peranan/tanggung jawab mereka dalam penggunaan sistem. Hasilnya adalah daftar aktor beserta tugas dan tanggung jawabnya.
b. Langkah 2.2: Menganalisis proses dan kinerja sistem
Tujuannya yaitu
untuk memperoleh deskripsi secara jelas mengenai dukungan fungsional dan
non-fungsional yang menjadi kebutuhan terhadap sistem yang dikembangkan dengan
menggunakan model diagram use case. Hasil dari langkah ini yaitu use case
diagram.
c. Langkah 2.3: Mengidentifikasi struktur obyek dan relasinya
c. Langkah 2.3: Mengidentifikasi struktur obyek dan relasinya
Tujuan dari
langkah ini yaitu untuk mengidentifikasi dan pemodelan kelas objek dalam sistem
yang akan dikembangkan, yang menggambarkan struktur obyek dalam sistem.
i. Menemukan objek yang potensial
i. Menemukan objek yang potensial
Tujuannya yaitu
untuk menemukan kata benda yang berhubungan dengan entitas bisnis. Hasilnya
yaitu daftar objek yang berpotensi.
ii. Mendokumentasikan bisnis obyek dan relasinya
Tujuannya untuk mengatur obyek-obyek yang telah diidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan konseptual utama antara obyek-obyek tersebut. Hasilnya adalah class diagram (yang dikenal juga sebagai object association diagrams).
iii. Analisis perubahan keadaan obyek
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan memodelkan obyek yang mengalami perubahan keadaan. Hasil dari analisis perubahan keadaan obyek yaitu activity diagrams.
ii. Mendokumentasikan bisnis obyek dan relasinya
Tujuannya untuk mengatur obyek-obyek yang telah diidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan konseptual utama antara obyek-obyek tersebut. Hasilnya adalah class diagram (yang dikenal juga sebagai object association diagrams).
iii. Analisis perubahan keadaan obyek
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan memodelkan obyek yang mengalami perubahan keadaan. Hasil dari analisis perubahan keadaan obyek yaitu activity diagrams.
3.3 Fase Desain Modeling
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Selain itu, fase 3 ini juga bertujuan untuk memberikan spesifikasi yang jelas dan lengkap kepada programmer dan teknisi. Hasil akhir dari fase ini yaitu basis data, antarmuka, dan spesifikasi desain. Fase 3 ini terdiri dari:
a. Langkah 3.1: Memodelkan kembali diagram use case untuk merefleksikan lingkungan implementasi
Tujuanya adalah untuk memperlihatkan perubahan dari analisis use case menjadi desain use case dan memperbaharui model diagram use case dengan menambahkan lebih banyak fakta dari proses pengembangan dan dokumentasi untuk memperlihatkan use case yang baru. Hasil dari langkah 3.1 adalah design use cases (physical.)
b. Langkah 3.2: Memodelkan interaksi obyek dan behaviours
Tujuannya adalah untk mengidentifikasi dan mengelompokkan perancangan obyek dan atribut-atribut yang dibutuhkan secara fungsional yang telah dispesifikkan sebelumnya lewat setiap use case dan mengidentifikasi object interactions. Hasilnya yaitu daftar interface, control, dan entity untuk setiap obyek., use case diagram, activity diagram, sequence diagram.
c. Langkah 3.3: Desain antarmuka
Tujuannya adalah untuk menyediakan detail elemen multimedia yang akan digunakan, message yang akan disampaikan, presentasi isi, map navigasi, contoh halaman, dan storyboard. Hasil dari tahap 3.3 yaitu storyboard.
d. Langkah 3.4: Membuat algoritma
Tujuannya yaitu untuk merepresentasikan prosedur logic dari fungsi yang dibuat dalam aplikasi. Hasilnya adalah flowchart.
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Selain itu, fase 3 ini juga bertujuan untuk memberikan spesifikasi yang jelas dan lengkap kepada programmer dan teknisi. Hasil akhir dari fase ini yaitu basis data, antarmuka, dan spesifikasi desain. Fase 3 ini terdiri dari:
a. Langkah 3.1: Memodelkan kembali diagram use case untuk merefleksikan lingkungan implementasi
Tujuanya adalah untuk memperlihatkan perubahan dari analisis use case menjadi desain use case dan memperbaharui model diagram use case dengan menambahkan lebih banyak fakta dari proses pengembangan dan dokumentasi untuk memperlihatkan use case yang baru. Hasil dari langkah 3.1 adalah design use cases (physical.)
b. Langkah 3.2: Memodelkan interaksi obyek dan behaviours
Tujuannya adalah untk mengidentifikasi dan mengelompokkan perancangan obyek dan atribut-atribut yang dibutuhkan secara fungsional yang telah dispesifikkan sebelumnya lewat setiap use case dan mengidentifikasi object interactions. Hasilnya yaitu daftar interface, control, dan entity untuk setiap obyek., use case diagram, activity diagram, sequence diagram.
c. Langkah 3.3: Desain antarmuka
Tujuannya adalah untuk menyediakan detail elemen multimedia yang akan digunakan, message yang akan disampaikan, presentasi isi, map navigasi, contoh halaman, dan storyboard. Hasil dari tahap 3.3 yaitu storyboard.
d. Langkah 3.4: Membuat algoritma
Tujuannya yaitu untuk merepresentasikan prosedur logic dari fungsi yang dibuat dalam aplikasi. Hasilnya adalah flowchart.
3.4 Fase 4: Konstruksi
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian. Fase 4 ini terdiri dari:
a. Langkah 4.1: Lingkungan implementasi
Tujuannya yaitu menfasilitasi pengembangan sistem dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah disediakan. Hasilnya adalah daftar perangkat keras dan perangkat lunak.
b. Langkah 4.2: Implementasi basis data
Tujuannya yaitu membangun basis data berdasarkan pemodelan kelas objek. Hasilnya adalah basis data sistem.
c. Langkah 4.3: Melakukan pemrograman
Tujuannya yaitu membuat pengkodean sistem berdasarkan model algoritma dan diagram objek yang telah dirancang.Hasilnya adalah kode program.
d. Langkah 4.4: Implementasi antarmuka
Tujuannya adalah untuk membangun antarmuka pengguna. Hasilnya adalah kode program lengkap dengan antarmuka pengguna.
e. Langkah 4.5: Pengujian
i. Identifikasi tujuan pengujian sistem.
Tujuannya untuk emperoleh tujuan pengujian sistem agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya daftar tujuan pengujian sistem.
ii. Buat kriteria pengujian sistem
Tujuannya untuk mengidentifikasi kriteria pengujian sistem sehingga menjadi tolak ukur dalam analisis hasil pengujian. Hasilnya daftar kriteria pengujian sistem pakar.
iii. Buat kasus untuk pengujian
Tujuannya untuk menentukan skenario yang akan dilaksanakan dalam pengujian sehinga pengujian dapat dilakukan secara terarah. Hasilnya daftar kasus untuk pengujian.
iv. Lakukan Pengujian Sistem
Tujuannya melaksanakan serangkaian kegiatan pengujian berdasarkan tujuan dan kasus uji. Hasilnya test plan.
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian. Fase 4 ini terdiri dari:
a. Langkah 4.1: Lingkungan implementasi
Tujuannya yaitu menfasilitasi pengembangan sistem dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah disediakan. Hasilnya adalah daftar perangkat keras dan perangkat lunak.
b. Langkah 4.2: Implementasi basis data
Tujuannya yaitu membangun basis data berdasarkan pemodelan kelas objek. Hasilnya adalah basis data sistem.
c. Langkah 4.3: Melakukan pemrograman
Tujuannya yaitu membuat pengkodean sistem berdasarkan model algoritma dan diagram objek yang telah dirancang.Hasilnya adalah kode program.
d. Langkah 4.4: Implementasi antarmuka
Tujuannya adalah untuk membangun antarmuka pengguna. Hasilnya adalah kode program lengkap dengan antarmuka pengguna.
e. Langkah 4.5: Pengujian
i. Identifikasi tujuan pengujian sistem.
Tujuannya untuk emperoleh tujuan pengujian sistem agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya daftar tujuan pengujian sistem.
ii. Buat kriteria pengujian sistem
Tujuannya untuk mengidentifikasi kriteria pengujian sistem sehingga menjadi tolak ukur dalam analisis hasil pengujian. Hasilnya daftar kriteria pengujian sistem pakar.
iii. Buat kasus untuk pengujian
Tujuannya untuk menentukan skenario yang akan dilaksanakan dalam pengujian sehinga pengujian dapat dilakukan secara terarah. Hasilnya daftar kasus untuk pengujian.
iv. Lakukan Pengujian Sistem
Tujuannya melaksanakan serangkaian kegiatan pengujian berdasarkan tujuan dan kasus uji. Hasilnya test plan.